Penyakit Alzheimer merupakan suatu sindrome demensia penurunan ingatan, penurunan kemampuan kognitif (berfikir). Pada umumnya terjadi pada bentuk umum demensia pada geriatric (Lansia). Secara anatomi, umumnya mengalami atrofikortikal (pengecilan atau penyusutan pada jaringan otot pada daerah korteks) dan berkurangnya sirkulasi syaraf secara signifikan. Terutama syaraf kolinergik di daerah limbik (daerah emosi) dan korteks (pusat memori dan pikiran). Demensia, termasuk penyakit alzheimer yang mempengaruhi daya ingat, berfikir, berperilaku dan emosi, adalah salah satu tantangan isu keehatan masyarakat global terbesar.
Pada sekitar 1950-an diperkirakan 2,5 juta penduduk dunia mengidap penyakit ini, dan mencapai 6 Milyar orang pada tahun 2000. WHO telah memperkirakan lebih dari 1 Milyar orang tua yang berusia lebih dari 60 tahun atau 10 % penduduk dunia mengidap Penyakit Alzheimer pada tahun 2003.
Untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini, diadakan World Alzheimer Day, setiap tanggal 21 September sejak tahun 1984 di 80 negara.
Gejala Penyakit Alzheimer
- Gangguan Daya Ingat - Sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, lupa janji, menanyakan, dan menceritkan hal yang sama berulang kali, lupa tempat parkir di mana (dalam frekuensi tinggi).
- Sulit untuk berkonsentrasi - Sulit melakukan aktivitas, pekerjaan sehari-hari, lupa cara memasak, mengoperasikan telepon, ponsel, tidak dapat melakukan perhitungan sederhana, bekerja dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.
- Sulit untuk melakukan kegiatan yang familiar - Seringkali sulit untuk merencanakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari, bingung cara mengemudi, sulit mengatur keuangan.
- Disorientasi - Bingung akan waktu, bingung dimana mereka berada dan bagaimana mereka sampai disana, tidak tahu jalan pulang kembali kerumah.
- Kesulitan memahami visuospasial - Sulit untuk membaca, mengukur jarak, menentukan jarak, membedakan warna, tidak mengenali wajah sendiri di cermin, menabrak cermin saat berjalan, menuangkan air di gelas namun tumpah dan tidak tepat menuangkannya.
- Gangguan Berkomunikasi - Kesulitan berbicara dan mencari kata yang tepat, seringkali berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkannya.
Faktor Resiko Terjadinya Penyakit Alzheimer
- Usia sebagai faktor penting terkait regenerasi sel-sel otak. Orang yang berusia 65 tahun atau lebih sering terkena Penyakit Alzheimer.
- Riwayat Keluarga. Sekitar 5-7 % Penyakit Alzheimer familial.
- Penyakit tertentu seperti Penyakit Stroke, Diabetes, dan trauma kepala dapat menjadi faktor terjadinya Penyakit Alzheimer.
- Jenis Kelamin. Wanita beresiko 2 x lebih tinggi dari pada pria. Adapun pencetusnya karena faktor hormonal.
Ciri-Ciri Terkena Penyakit Alzheimer
Tahap Awal Alzheimer ;
- Hilang ingatan untuk hal-hal yang baru terjadi (Susah mengingat, dan kehilangan barang).
- Agnosia (Kurang mengenal dan mengidentifikasi benda).
- Kesulitan dalam berbahasa untuk kata-kata tertentu.
- Perubahan emosi dan perilaku, berubah-ubah.
- Kesulitan dalam melakukan pekerjaan kesehariannya.
Tahap Lanjut Alzheimer ;
- Tidak mampu mengingat dan belajar informasi baru.
- Kejadian lama sebagian masih di ingat.
- Penderita perlu bantuan untuk mandi, makan, atau berpakaian.
- Gangguan berperilaku seperti gelisah, agresif, tidak dapat berkerjasama, keluyuran (dapat mencelakakan diri sendiri)
- Perilakunya sering menjengkelkan keluarga karena tidak terkontrol dalam buang air besar dan buang air kecil.
- Disorientasi waktu dan tempat, tidak mengenal anggota keluarga, suka menyendiri, dan sangat tergantung pada orang lain.
Tahap Akhir Alzheimer ;
- Semua ingatan hilang, baik ingatan lama maupun ingatan baru.
- Tidak bisa jalan atau melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tidak bisa makan atau menelan yang akibatnya dapat beresiko terjadinya kekurangan gizi.
- Mudah sakit infeksi seperti pnemonia aspirasi, ulkus dekubitus di punggung, dan bokong.
- Penderita meninggal karena infeksi atau kecelakaan.
Pencegahan Penyakit Alzheimer
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan tinggi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
- Mengurangi makanan yang berlemak seperti makanan yang di goreng dan makanan yang bersantan.
- Rajin berolahraga. Dengan berolahraga dapat merangsang produksi kolesterol baik yang dapat berfungsi sebagai anti peradangan yang mencegah kerusakan pada sistem otak.
- Merangsang pertumbuhan otak. Otak mulai menyusut sekitar usia 40-an. Untuk itu, cobalah banyak berlatih dengan otak dengan cara belajar hal-hal yang baru seperti membaca buku, browsing internet, memperluas pertemanan, dan stimulasi permainan otak.
- Mengurangi makanan yang manis karena terlalu banyak mengkonsumsi banyak gula dapat meningkatkan resistensi insulin yang membentuk kondisi otak.
- Memasak makanan dirumah dan menjaga kebersihan gigi dan gusi. Dengan memasak sendiri, dapat dipastikan bahwa bahan-bahan yang diperlukan adalah bahan yang terbaik dari pada kita membeli dari luar rumah. Dengan rajin menyikat gigi maka kesehatan gigi pun terjaga dan memori otak akan semakin meningkat.
Tahitian Noni Treatment Ampuh Penyakit Alzheimer
Peranan Tahitian Noni Bioactive Beverage (TNBB) terhadap Alzheimer ;
- Sebagai super anti-oksidan. TNBB dapat memproteksi sel-sel darah putih, serta memproteksi hati dengan menghambat gangguan enzim sitokromhati P450. TNBB juga memproteksi sel endotel pembuluh darah dan melindungi sel dari kerusakan oksidasi. Dengan cara yaitu mengaktifkan enzim anti-oksidan tubuh seperti Katalase, Glutation Peroktidase, SOD (Superoksida Dismutase).
- Dengan kandungan bioaktif IRIDOID, TNBB dapat memulihkan fungsi dan struktur sel dengan cara mengaktifkan dan meningkatkan fungsi berbagai protein selular yang berfungsi membuang sel dan jaringan yang mati. TNBB juga sebagai anti-oksidan terbaik karena mengandung vitamin C, E, dan A serta selenium.
- TNBB dapat mengaktifkan enzim DNA repair, karena TNBB mengandung 17 asam amino esensial. TNBB dapat mengoptimalkan imunitas tubuh karena TNBB mengandung polisakarida. TNBB juga dapat meningkatkan sel-sel imunitas tubuh dengan merangsang Natural Killer (NK) dan sel limfosit T, maka daya tahan tubuh penderita meningkat sehingga penderita tidak mudah mengalami infeksi.
- Sebagai Anti Inflamasi yaitu mengahambat enzim CO-2 dan Lox-5 (Anti Peradangan). TNBB mengandung Mono Amin Oksidase (MAO) dan kotekol-O--Metil Transferase, yaitu enzim yang mengoksidasi dan metilasi neotransmiter. Utamanya untuk biosintesis dopamin, epinefrin, nor-epinefrin dan serotonin. TNBB dapat mengaktifkan neurotransmitter yaitu mediator sinyal antar saraf yang berperan dalam koordinasi sistem tubuh, diantaranya fungsi mental dan kesehatan saraf.
LAYANAN KONSULTASI
Pengobatan & Terapi Tahitian Noni
Title : Obat Penyakit Alzhemeir Alami (Demensia)
Description : Penyakit Alzheimer merupakan suatu sindrome demensia penurunan ingatan, penurunan kemampuan kognitif (berfikir). Pada umumnya terjadi p...