Penyakit Thalassemia Mayor dalah penyakit cacat darah. Thalasemia merupakan keadaan yang diwariskan dari anggota keluarga kepada anak. Cacat pada gen menyebabkan hemoglobin (hb) dalam sel darah merah menjadi tidak normal. Mereka yang mempunyai penyakit Thalasemia tidak dapat menghasilkan hemoglobin yang mencukupi dalam darah mereka.
Inilah yang dialami Adinda Putri Syifa (5 tahun) dan Andika Rafa (1,5 tahun), anak dari Ibu Rachma. Awalnya, Adinda yang berusia 4,5 tahun jatuh sakit. Telapak kakinya hangat, kulitnya putih pucat dan matanya sayu. Walau begitu, Adinda tetap hiperaktif dan tidak pernah mengeluh sakit. Saat demam, panasnya bisa mencapai 39-40 derajat celsius. Akhirnya Adinda dibawa ke rumah sakit di tahun 2010. Pada saat itu, dokter hanya bilang radang tenggorokan dan diberikan obat panas dan antibiotik serta diperbolehkan untuk pulang. Lalu, tidak lama kemudian, Andika yang saat itu berusia 1 tahun jatuh sakit. Gejalanya muntah-muntah, panas, demam dan dehidrasi. Walaupun sudah dirawat di rumah sakit, panasnya tidak kunjung turun. Setelah diperiksa, HB Andika hanya 6,7. Nilai yang sangat rendah karena HB normal adalah 10 sampai 12. Dokter kemudian menganjurkan untuk cek darah di rumah sakit besar. Ketika sang adik check darah, sang kakak pun check darah pula. Saat itu (2011), baru ketahuan bahwa keduanya menderita Thalassemia.
Ibu Rachma mengenal Produk TNBB dari sms seseorang yang akhirnya diketahui bernama Widodo. Bunyi sms tersebut adalah : “Ternyata Thalassemia Bisa Sembuh Lho”. Di acara pertemuan itu, Ibu Rachma datang bersama suami dan kedua anaknya yang menderita Thalassemia. Dan baru tahu kalau itu acara mengenai produk TNBB. Kemudian, Ibu Rachma mencoba untuk membeli 1 botol TNBB.
Adinda, sang kakak diberikan TNBB 30ml, 3x sehari, dan Andika di beri 25ml, 3x sehari juga. Hasilnya sangat positif. Setelah 2 minggu mengonsumsi setengah botol TNBB, hasil check HB menunjukkan kenaikan menjadi 9,2 untuk Andinda dan Andika.
Di bulan Mei 2012, konsumsi TNBB terus ditingkatkan. Adinda meminum 2 x 60 ml sehari sesudah bangun tidur dan menjelang tidur. Dan Andika, 1 x 60 ml setelah bangun tidur. Sejak mengonsumsi TNBB, transfusi darah Adinda dan Andika berkurang mejadi 2 kantong darah dalam seminggu. Sebelum mengonsumsi TNBB, dalam 2 minggu bisa transfusi darah lebih 12 kali. 1 kantong darah memakan biaya Rp. 2,7 juta. Sekarang ini sudah sebulan belum transfusi darah.
Perkembangan Adinda dan Andika pun semakin baik. Adinda menjadi semakin aktif. Sedangkan Andika, yang sebelumnya belum bisa berjalan, sekarang sudah bisa merambat, dan mulai berjalan (mungkin dikarenakan kondisi badannya enak). "Andhika sudah mulai mampu bermain tanpa mudah lelah,dan bisa buang gas yang teratur. Dengan buang gas maka racun didalam tubuh bisa dibuang bersamaan dengan keluarnya gas." kata Rachma dengan gembira.
Selanjutnya, Andhika kembali dibawa ke rumah sakit untuk mengetahui apakah penyakit Thalasemia Mayor yang dideritanya sudah mulai menghilang atau masih belum.Lewat cara transfusi darah,hasil pemeriksaan pun menyatakan Thalasemia Mayor yang diidap Andhika mulai menurun.Bahkan mulai dalam fase kesembuhan. Keadaan membaik inilah, membuat Ibu Rachma dan suaminya merasa senang. Mereka kembali bisa menyaksikan anaknya dapat bermain layaknya anak yang lain tanpa perlu khawatir akan kambuh lagi.
Sekarang Adinda dan Andika masih terus mengonsumsi TNBB. Ibu Rachma sendiri juga mengonsumsi TNBB semenjak kehamilan anak ketiganya menginjak usia 5 bulan. Sekarang anak ketiganya telah lahir, berumur sebulan, normal dan juga diberikan TNBB.
Title : Obat Penyakit Thalasemia
Description : Penyakit Thalassemia Mayor dalah penyakit cacat darah. Thalasemia merupakan keadaan yang diwariskan dari anggota keluarga kepada anak. Caca...