Demam tifoid atau Tifus merupakan infeksi pada usus yang berimplikasi pada seluruh jaringan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebarkan dari kotoran ke mulut dalam makanan dan air yang tercemar. Tifus disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella serovarian typhi dan paratyphi. Terdapat ratusan jenis bakteri Salmonella.
Di Indonesia tifus merupakan penyakit endemis yang berarti kasusnya selalu ada sepanjang tahun. Umumnya penderita tifus meningkat, terutama pada musim kemarau. Saat musim itu terjadi kekurangan sumber air bersih dan sumber air yang ada mudah tercemar.
Demam tifoid atau tifus terjadi apabila seseorang terinfeksi kuman Salmonella, yang umumnya melalui makanan atau minuman yang tercemar. Apabila jumlah kuman yang masuk ke tubuh cukup untuk menimbulkan infeksi, kuman akan menempel pada saluran cerna kemudian berkembang biak. Kemudian kuman menembus dinding usus dan masuk ke aliran darah sehingga menyebar ke seluruh tubuh, menimbulkan infeksi pada organ tubuh lain di luar saluran cerna.
Karena tifus merupakan infeksi yang menyebar melalui darah atau disebut infeksi yang sistemik, gejala yang khas pada tifus adalah demam. Demam pada tifus umumnya memiliki pola khusus, dengan suhu yang meningkat sangat tinggi (mencapai 39oC atau lebih) naik dan turun; dan umumnya meningkat pada sore dan malam hari.
Gejala lain tifus yang sering kali menyertai adalah gejala pada pencernaan, seperti mual, muntah, sembelit atau diare. Gejala lain seperti gelisah, mengigau, kesadaran menurun, nyeri perut, dan buang air besar berdarah dapat terjadi bila demam berlangsung lebih lama dan menimbulkan komplikasi atau penyulit.
Seseorang yang menderita tifus menunjukkan hasil tes darah :
- Rendah kadar sodium.
- Rendah kadar albumin.
- Enzim di dalam liver meningkat tajam.
- Terjadi keluhan di sekitar ginjal
Komplikasi Penyakit Tifus
- Radang Paru-paru (Pneumonia).
- Kerusakan sistem saraf bagian tengah.
- Renal insufficiency.
- Pada Usus halus. Jarang terjadi, tetapi sering fatal yaitu :
- Perdarahan Usus - Jika perdarahan banyak maka terjadi melena disertai nyeri perut dan tanda renjatan.
- Perforasi Usus - Timbul biasanya pada minggu ketiga terjadi pada bagian distal ileum.
- Peritonitis - Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi . ditemukan gejala abdomen yang akut yaitu nyeri perut yang sangat hebat, dinding abdomen yang tegang ( defens musculair ) dan nyeri tekan.
Tanda-tanda Penyakit Tifus (Typus)
- Tanda Pada Minggu pertama
- Awalnya mirip dengan demam atau influenza. Pada kasus yang khas ,demam 3 minggu remiten. Minggu pertama suhu tubuh terus meningkat setiap hari dan menurun pada pagi hari. dan meningkat lagi disore hari. Minggu kedua terus dalam keadaan demam minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal pada akhir minggu ketiga.
- Sakit kepala dan leher.
- Panas naik sedikit demi sedikit setiapp hari sampai 40 derajat atau lebih.
- Sering kali nadinya relatif lambat dibandingkan tingginya panas.
- Gangguan pada saluran pencernaan, kadang-kadang terdapat muntah, menceret atau sembelit. Napas berbau bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor, jarang disertai tremor , perut kembung, hati dan limpa membesar. nyeri saat perabaan, konstipasi, diare.
- Tanda Pada Minggu kedua
- Panas tinggi, nadi relatif lambat.
- Mungkin terlihat bercak merah muda pada badan.
- Badan menggigil/gemetar.
- Mengigau atau delirium (penderita tidak dapat berpikir dengan jelas). Umumnya kesadaran menurun antara apatis sampai samnolen, jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.
- Lemah, berat badan menurun, tubuh kekurangan cairan.
Pemeriksaan Laboratorium Sakit Tifus
1. Pemeriksaan yang berguna untuk menyokong diagnosis :
- Pemeriksaan darah tepi. Terdapat gambaran leukopenia limfositisis relatif dan aneosinofilik pada. Permulaan sakit,anemia dan trombositopenia ringan.
- Pemeriksaan sumsum tulang. Terdapat gambaran hiperaktif RES dengan adanya makrofag, sedangkan sistem eritropoeisis, granulopoesis dn trombopoesis berkurang.
2. Pemeriksaan laboratorium untuk membuat diagnosis dilakukun pada saat penderita masuk dan setiap minggu berikutnya
- Biakan Empedu. Hasil ditemukan pada darah pada minggu kedua sakit, kemudian dapat ditemukan pula pada urin dan feses.
3. Pemeriksaan Widal dasar pemeriksaan yaitu reaksi aglutinasi, positif jika terjadi aglutinasi.
Pencegahan Sakit Tifus
Adapun cara mencegah terjadinya penyakit tipus, sebagai berikut :
- Mengindarkan diri dari hal-hal kotor seperti pencemaran air dan makanan oleh kotoran manusia. Pastikan jamban keluarga terletak jauh dari tempat penduduk mengambil air minum.
- Memberi perhatian khusus pada kebersihan air minum, terutama saat banjir.
- Penderita harus tinggal di kamar terpisah untuk mencegah penyebaran tifus perut. Kotorannya harus dibakar atau dikubur di dalam lubang yang dalam. Orang yang merawatnya harus membasuh tangan segera sesudahnya.
- \Setiap orang yang pernah menderita tipus harus memberikan perhatian tambahan terhadap kebersihan diri.
Penanganan Penyakit Tifus
- Turunkan panasnya dengan dengan kain basah yang dingin.
- Berikan cairan yang banyak; sup, sari buah, dan minuman untuk mengembalikan cairan dalam tubuh.
- Berikan makanan yang bergizi, kalau perlu dalam bentuk cairan.
- Penderita harus tinggal di tempat tidur sampai panasnya hilang sama sekali.
- Dapatkan segera pertolongan petugas kesehatan terdekat.
- Konsumsi Tahitian Noni Bioactive Beverages.
Treatment Thypus Abdominalis
Penemuan ini berhubungan dengan aktivitas anti-fungal dan anti-bakterial produk olahan Morinda citrifolia L dan berhubungan dengan metode untuk menentukan konsentrasi rerata inhibisi.
Secara khusus, penemuan ini berhubungan dengan etanol, metanol, dan etilasetat yang diekstrak dari Morinda citrifolia L. serta aktivitas inhibisinya terhadap jamur dan bakteri, dan mengidentifikasi konsentrasi rerata inhibisi.
“Antifungal dan Antibacterial Effects of Morinda Citrifolia”. Hak Patent (WO 03/099310 A1) – 4 Desember 2003
- Morinda citrifolia L memiliki banyak komponen antimikrobial diantaranya etanol, metanol, dan etil asetat ekstrak Morinda citrifolia L. yang terbukti memiliki aktivitas antimikrobial ketika diuji melawan bakteri dan jamur patogen (S. aureus, E. coli, C. albicans, T. Mentagrophytes, dan A. Niger).
- Hasil penelitian uji mikrobiologi memakai kultur mikroorganisme Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Salmonella choleraesuis seroti enteriditas, Listeria monocytogenes, Candida albicans, dan Sterptococcus mutans, memperlihatkan kapasitas inhibisi (MIC) oleh neutralisasi Morinda citrifolia L. terjadi dalam konsentrasi 1:2 dan pemulihan neutralisasinya mencapai 40%-97%.
- Efek anti-mikrobial Morinda citrifolia L. signifikan hampir pada semua mikroba.
“Formula dan Metode untuk Inhibisi Anaerobik, Bakteri Gram Negatif, Protozoa, dan Pertumbuhan Mikroba lainnya dengan Formula Morinda Citrifolia”. Hak Paten (WO 2009/006565 A2) – 8 Januari 2009
- Hasil uji ini vitro anti-infeksi menggunakan medium kultur infus kaldu brain heart dan cairan sabouraud, dengan komponen pembanding ampisillin, gentamisin, dan metronidazol, serta memakai metode kuantifikasi turbiditas dan inhibisi pertumbuhan ; diperoleh data konsetrat inhibisi minimal (MIC) konsentrat epavorasi Morinda citrifolia L sebesar 5% terhadap mikroorganisme Antinomyces viscosus (ATCC 15987), Trichomonas foetus (ATCC 133311), dan Salmonella thypimurium (Br. M. Strain).
- Efek anti-mikrobial jus buah Morinda citrifolia L sangat efektif, hemat dan aman diaplikasikan untuk membantu proses penyembuhan pasien yang terkena infeksi bakteri gram positif maupun gram negatif, protozoa, dan mikroba lainnya.
LAYANAN KONSULTASI
Pengobatan & Terapi Tahitian Noni
Title : Obat Sakit Typhus Abdominalis
Description : Demam tifoid atau Tifus merupakan infeksi pada usus yang berimplikasi pada seluruh jaringan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh bakt...